Menu

Kamis, 31 Agustus 2017

Optimalisasi Penanaman Nilai-nilai Pendididkan Islam pada Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 10 Bulukumba


KAMUS

TESIS

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Bentuk-bentuk pembiasaan dan keteladanan dalam penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada implementasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 10 Bulukumba didasarkan pada penanaman afektif yang terdiri dari sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual terdiri dari pembiasaan ibadah berupa ibadah hati, lisan, maupun anggota badan. Pembiasaan tersebut menumbuhkan nilai ketundukan kepada Allah, jiwa dan raga senantiasa dekat kepada Allah. Pembiasaan dan keteladanan syukur berupa ucapan dan ajakan syukur baik lisan, tulisan, maupun perbuatan. Pembiasaan syukur menumbuhkan sikap kerendahan hati kepada Allah, harapan, dan semangat ibadah. Adapun sikap sosial terdiri dari sikap jujur berupa kesesuaian perkataan maupun perbuatan dengan kenyataan. Pembiasaan tersebut menumbuhkan nilai komitmen, keberanian dan tangung jawab. Sikap santun/ sopan terwujud dengan kebiasaan menghormati yang tua dan menghargai yang muda, penggunaan sapaan sesuai budaya bugis. Pembiasaan tersebut menumbuhkan karakter komunikatif dan cinta damai. Strategi optimalisasi penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada implementasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 10 Bulukumba adalah dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen kurikulum, mulai dari perencanaan kurikulum dengan model Desain Kurikulum Humanistik, organisasi kurikulum dengan model integrated curriculum , implementasi kurikulum model kurikulum The Corcerns-Based Adaption Model (CBAM), hingga evaluasi kurikulum model Illumination. 3. Faktor penunjang dan penghambat yang memengaruhi optimalisasi penanaman nilai-nilai pendidikan Islam pada implementasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 10 Bulukumba adalah manajemen sekolah dengan menetapkan seluruh penanggung jawab kebutuhan sekolah, kendala pada implementasi program pengajaran dan pembinaan terhadap peserta didik yang memiliki background keluarga dan lingkungan yang bervariasi. Manajemen kurikulum dengan penetapan Wakasek Bagian Kurikulum dan tim pengembang kurikulum, kendala belum ditetapkannya tim khusus pada aspek afektif. Manajemen kinerja guru dengan menjamin peningkatan kualitas kompetensi guru, kendala pada perubahan regulasi dalam implementasi kurikulum. Manajemen sarana dan prasarana berjalan lancar dengan jaminan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Kendala pada ukuran masjid yang belum memadai.

TESIS KAMUS UIN ALAUDDIN MAKASSAR