Menu

Selasa, 22 Januari 2013

ASPEK KEIMANAN DI RUMAH


Nasehat (3): Jadikanlah Rumah sebagai Tempat Dzikrullah (Mengingat Allah).
Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda:

"Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya adalah (laksana) perumpamaan antara yang hidup dengan yang mati".
Hadits riwayat Muslim dan Abu Musa 1/539, cet. Abdul Baqi
Karena itu rumah harus dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam dzikir, baik itu dzikir dalam hati maupun dengan lisan, shalat, atau membaca shalawat dan Al-Qur'an, atau mempelajari ilmu-ilmu  agama, atau membaca buku-buku lain yang bermanfaat.
Saat ini betapa banyak rumah-rumah umat Islam yang mati karena tidak ada dzikrullah di dalamnya, sebagaimana disebutkan oleh hadits di atas. Dan apatah lagi manakala yang menjadi dendangan di dalam rumah itu adalah syair-syair dan lagu-lagu setan, menggunjing, berdusta dan mengadu domba?

Bila Takdirmu Dipoligami




Sebuah Kisah yang sangat mengharukan

Aku tak tahu, apa yang akan kuceritakan. Aku wanita asli solo, meski berdarah keturunan. Suamiku juga berasal dari kota batik itu. Kami pun tinggal, menikah dan menjalani hidup berumah tangga hingga 27 tahun di sana.


Aku menikah di usia 18 tahun, sementara suamiku 22 tahun. Kini, aku telah memasuki 45 tahun, sementara suamiku sudah 48 tahun.Selama ini, kami hidup tentram. Sampai saatnya, aku mulai memasuki masa manopause, dan suamiku ingin menikah lagi. Ia ingin berpoligami. Ingin mencari wanita lain sebagai maduku.

Entahlah, aku tidak bisa mengungkapkan semuanya sebegitu detilnya. Yang jelas, aku merasa berat sekali. Terus terang, semenjak sepuluh tahun terakhir ini, suamiku semakin rajin mendalami agama, banyak menghadiri majelis ilmu, dan tekun menjalankan ibadah-ibadah sunnah. Sementara aku sendiri memang tergolong malas mengaji.

Sehingga, diantara kami ada jurang pemisah yang cukup dalam. Di mana suamiku mengalami banyak perubahan dalam menata diri, dalam membina iman dan islamnya, sementara aku diam di tempat, atau malah mundur beberapa langkah.

Suamiku sering menyuruhku untuk mengenakan busana muslimah yang sesuai syari’at, tapi aku enggan menaatinya. Aku kadang mengenakan kerudung kecil, hanya pada even-even penting saja. Selebihnya, setiap hari aku tampil dan berbusana bebas mengumbar sebagian auratku di mana-mana. Pernah beberapa kali suamiku mengajak mengaji, dan aku mengenakan busana muslimah yang layak. Tapi, mungkin hanya 2 atau 3 kali dalam rentang sepuluh tahun ini. Tak memberi bekas sedikit pun pada diriku. Aku bahkan tak pernah lagi menyambut panggilannya untuk menghadiri majelis ilmu.

Mengenal Dajjal




PERINGATAN DARI SETIAP NABI

Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda,
“Tiadalah Allah mengutus seorang nabi pun kecuali pasti para nabi itu telah mengingatkan umatnya akan orang yang buta sebelah lagi pendusta, ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah dan sesungguhnya Rabb kalian tidaklah buta sebelah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).