Menu

Rabu, 05 September 2012

Al GHURABA (Orang-orang Asing)




Tujuan penyampaian materi:

1.      Agar peserta tarbiyah memahami hakikat Al Ghuraba
2.      Agar peserta tarbiyah mengetahui keutamaan Hadits Ghuraba
3.      Agar peserta tarbiyah memahami sirah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam memenangkan Islam (Secara khusus dari keadaan asing menuju keadaan eksis)
4.      Agar peserta tarbiyah mendapatkan ibrah pada manhaj Rasululullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk diterapkan dalam menegakkan dakwah hari ini
5.      Agar peserta tarbiyah mengetahui keutamaan ghuraba dan tidak berpaling dari keistiqamahan hanya karena keterasingan yang dirasakannya.
6.      Agar peserta tarbiyah mengetahui sebab-sebab keterasingan dan metode menghilangkannya.

Pengantar

        Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
بدأ الإسلام غريبا وسيعود كما بدأ غريبا فطوبى للغرباء
“Islam mulai dalan keadaan asing dan akan kembali - sebagaimana ketika dia mulai - asing maka keberuntunganlah bagi orang-orang yang dianggap asing.” (HR. Muslim)

Imam Muslim juga meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma dengan lafazh:
إن الإسلام بدأ غريبا وسيعود غريبا كما بدأ
“Sesungguhnya Islam mulai dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimana ketika dia dimulai.”

Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah, Abdullah din Mas’ud dan Anas bin Malik Radhiyalahu ‘Anhum dengan lafazh:
إن الإسلام بدأ غريبا وسيعود غريبيا فطوبى للغرباء
“Sesungguhnya Islam mulai dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing maka keberuntunganlah bagi orang-orang yang dianggap asing.”

Semua jalan periwayatan hadits ini shahih.

Dalam sebagian riwayat dijelaskan ciri para ghuraba, diantaranya riwayat yang menyebutkan :
قيل: يا رسول الله! من هم الغرباء؟ قال: هم ناس قليلون صالحون بين ناس كثيرين، من يعصيهم أكثر ممن يطيعهم
“Dikatakan:  “Wahai Rasulullah, siapakah para ghuraba itu?” beliau berkata: “Mereka adalah orang-orang shalih yang jumlahnya sedikit diantara banyaknya manusia, yang menyelishi mereka lebih banyak daripada yang mengikuti mereka.”
Demikian pula riwayatkan yang lebih khusus menyebutkan bahwa mereka adalah para mushlih (salah satu tujuan tarbiyah pada pribadi) yaitu para penyeru ke jalan Allah:
الغرباء هم الذين يصلحون ما أفسد الناس من سنتي من بعدي
“Al Ghuraba adalah mereka yang memperbaiki apa yang dirusak oleh manusia dan sunnahku setelahku.”

Kedua penafsiran ini disebutkan syaikh Al Albani dalam salah satu kaset ceramah beliau (sumber :  دروس صوتية قام بتفريغها موقع الشبكة الإسلامية    http://www.islamweb.net  )


Definisi Ghuraba

1.      Secara bahasa (Etimologi)

Al Ghuraba adalah bentuk jamak dari kata al gharib, berasal dari kata al ghurbah yang memiliki beberapa makna diantaranya:
-          Jauh dari negerinya/kampungnya.
-          Orang yang bukan bagian dari kaum yang dia berada di tengah-tengah mereka.
-          Tidak jelas, tersembunyi dan tidak dikenal.
-          Pergi dan menjau dari orang banyak.

2.      Penggunaannya dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

-          Bermakna keterasingan lahiriyah (fisik) yaitu orang yang tinggal bukan di negerinya seperti yang disebutkan dalam hadits : “Jadilah engkau di dunia seperti orang yang gharib atau penyeberang jalan/musafir)
-          Bermakna keterasingan ma’nawiyah (non fisik) yaitu keistiqamahan, menetapi perkara-perkara yang membutuhkan kesungguhan dan pengorbanan, meninggalkan fitnah dan menetapi apa yang dijalani oleh bagian pertama dari ummat ini (para salaf khususnya para sahabat). Makna ini seperti yang kita baca dalam hadits :  “Islam mulai dalam keadaan asing”.

Keutamaan Al Ghuraba
1.      Merekalah golongan yang selamat.
Seperti yang disebutkan dalam hadits 73 golongan dimana 72 golongan dalam neraka dan 1 golongan dalam surga. Satu dibanding tujuh puluh dua  adalah sedikit atau asing.
2.      Merekalah kelompok yang mendapatkan pertolongan dan kemenangan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق حتى تقوم الساعة
“Akan senantiasa ada dari umatku satu thaifah yang tegak diatas kebenaran sampai datangnya hari kiamat.” (HR. Hakim dan disahihkan Al Albani)
Thaifah bisa berarti sekelompok orang dan bisa juga mencakup satu orang saja.
Dalam riwayat lain :
لا تزال طائفة من أمتي منصورين لا يضرهم خذلان من خذلهم حتى تقوم الساعة
“Akan senantiasa ada dari umatku orang-orang yang mendapatkan pertolongan, tidak memudharatkan mereka orang yang tidak mau menolong mereka smpai datangnya hari kiamat.” (HR. Ibnu Hibban dan disahihkan Al Albani)
3.      Allah menjawab doa mereka dan mewujudkan sumpah mereka.
رب أشعث مدفوع بالأبواب لو أقسم على الله لأبره
“Boleh jadi seorang yang rambutnya kusut, ditolak di setiap pintu, seandainya dia bersumpah atas nama Allah maka Allah pasti akan memenuhi sumpahnya.” (HR. Ahmad dan Muslim)
4.      Penghuni surga
طوبى شجرة في الجنة مسيرة مائة عام ثياب أهل الجنة تخرج من أكمامها
“Thuba adalah sebuah pohon di surga yang jaraknya 100 tahun, pakaian penduduk surga dikeluarkan dari kelopaknya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dan dihasankan Al Albani)




KETERASINGAN YANG PERTAMA

1.      Sebab – sebab :

-          Lemahnya pengaruh kenabian di Jazirah Arab.
-          Fanatisme terhadap tradisi nenek moyang.
-          Sikap ahlul kitab yang mendukung penyembah berhala.
-          Tradisi kesukuan :
·         Tradisi kepemimpinan dalam kabilah
·         Tradisi  fanatisme kekabilahan
-          Pengaruh sikap Quraisy terhadap da’wah bagi bangsa Arab.

2.      Ciri – ciri :

1)      Dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi:
i)        Mengajak siapa yang dianggap mudah untuk dipengaruhi secara sembunyi-sembunyi
ii)      Berkomunikasi dengan para pengikut secara sembunyi-sembunyi
2)      Kurangnya pengikut
3)      Intimidasi dan penyiksaan
4)      Penyempitan dan pembatasan (ketidakbebasan)
5)      Pembatasan medan dakwah pada satu tempat saja

3.      Bagaimana menghadapinya :
a.         Berdakwah secara terang-terangan
b.         Berdakwah di luar kota Makkah
c.          Membaiat Sahabat-sahabat Anshar dan berhijrah serta mendirikan Negara
d.         Berjihad di jalan Allah
e.         Memerangi Yahudi
f.           Fathu Makkah (Menaklukkan Makkah)
g.         Internasionalisasi dakwah:
1.                      Perkataan
2.                      Perbuatan:
a.  Mengirimkan surat kepada raja-raja
b.    Berjihad di luar Jazirah Arab
b.1. Perang Mu’tah
b.2. Perang Tabuk
b.3. Pasukan Usamah

4.      Jenis-jenis Al Ghurbah (Keterasingan)

A.      Keterasingan Syari’at
B.      Keterasingan tempat: yaitu ketika agama dan penganutnya menjadi asing di sebuah negeri namun menjadi mulia dan eksis di negeri yang lain
C.      Keterasingan zaman: yaitu agama menjadi asing di seluruh penduduk dunia:
a.      Sebelum diutusnya Nabi
b.      Sebelum terjadinya kiamat


KETERASINGAN YANG KEDUA

A.      SEBAB-SEBAB KETERASINGAN
a.      Lemahnya dakwah dan tarbiyah
b.      Lemahnya semangat dalam menuntut ilmu agama sehingga tersebar kejahilan
c.       Ditinggalkannya amar makruf dan nahi munkar
d.      Ditinggalkannya jihad fisabilillah
e.      Runtuhnya khilafah
f.        Menyerupai orang-orang kafir
g.      Konspirasi musuh-musuh Islam

B.      FENOMENA KETERASINGAN

1.      Keterasingan Islam di hadapan agama-agama lain
2.      Keterasingan Ahlus Sunnah pada pemeluk islam sendiri
a.      Asing pada aqidahnya: Karena berpegang teguh kepada sunnah di tengah-tengah kelompok-kelompok dan para pengikut hawa nafsu
b.      Asing pada tata cara penampilannya
c.       Asing pada tata cara persaudaraannya
d.      Asing pada tata cara persahabatannya
e.      Asing pada majlis-majlisnya
f.        Asing pada tata cara/respsi pernikahannya
g.      Asing pada tata cara bertetangganya
h.      Asing pada kekhusyu’annya
i.        Asing pada tata cara bermintanya
j.        Asing pada tata cara zuhud dan qana’ahnya
k.       Asing pada tata cara menangisnya


C.      FAKTOR-FAKTOR PENGHILANG KETERASINGAN

a.      Adanya orang-orang yang memiliki aqidah dan mabda’ yang benar dan kuat
b.      Adanya penolong (Al Anshar)
c.       Adanya pemimpin

D.     WASILAH-WASILAH MENGHADAPINYA

a.      Giat Menyebarkan dakwah
b.      Membangun jama’ah islamiyah
c.       Mendirikan daulah
d.      Menegakkan jihad
e.      Menegakkan amar makruf nahi munkar
f.        Mengayomi seluruh alam atau Menguasai (guru Peradaban) dunia


Wallahu A’lam

2 komentar: