Menu

Kamis, 13 Juni 2013

Mengapa Musa Menampar malaikat maut?


“Tatkala malaikat maut itu mendatangi Musa iapun menampanya hingga matanya picak”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari (3407) dan Muslim (2372) dari sahabat yang mulia Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu

Sungguh orang-orang rafidhah telah mengingkari hadits yang mulia ini dengan mengatakan: “Hal ini tidak layak bagi seorang nabi untuk marah dan menindas utusan Sang Maha Kuasa”

Hehehe.... tidakkah mereka tahu bahwa di dalam Al Qur’an Allah menyebutkan bahwa Musa pernah meninju seorang pria hingga membunuhnya kemudian berkata:
“Sesungguhnya ini termasuk diantara amalan Syaithan” (QS. Al Qashas: 15)

Nah apakah pantas Al Qur’an menceritakan Khurafat tentang sesuatu yang tidak pantas bagi seorang nabi?

Lebih aneh lagi dalam kitab-kitab mereka sendiri menyebutkan riwayat semacam ini seperti Muhammad Nabi At Tuwaisirkani dalam kitab La’ali’ Al Akhbar, jilid 1 hal 91, bab Suluk Musa :
“Tentang suluk Nabi Musa di dunia, zuhud Nabi Musa terhadap dunia, kisah Nabi Musa menampar malaikat maut saat akan mengambil nyawanya, dan malaikat maut mengecoh Nabi Musa untuk mengambil nyawanya. Nabi Musa adalah Nabi yang sangat membenci kematian, diriwayatkan bahwa saat malaikat maut mendatanginya untuk mencabut nyawa, Nabi Musa menamparnya sampai matanya buta satu. Lalu Malaikat berkata pada Allah : wahai Rabbku, Engkau mengutusku pada hamba yang membenci kematian. Lalu Allah mewahyukan pada Nabi Musa, letakkan tanganmu di kulit kerbau, umurmu akan bertambah setahun pada setiap bulu yang ada tersentuh oleh tanganmu. Lalu Nabi Musa bertanya: lalu apa setelah itu? Allah menjawab: setelah itu adalah mati, lalu Musa berkata: aku mentaati perintah Rabbmu.


Riwayat ini juga dikutip oleh Ni’matullah Al Jaza’iri dalam Al Anwar An Nu’maniyah jilid 4 hal 205

Lebih dari itu al Kasyani kemudian beristidlal bahwa tabiat setiap manusia itu adalah cenderung benci kepada kematian dan senantiasa mau lari daripadanya. Demikian pula kisah adam yang dipanjangkan umurnya dan hikayat musa ini sebagaimana dalam kitabnya Al Mahajjah Al Baidho jilid 4 halaman: 209

Al Imam ibnu Hajar Rahimahullah menjelaskan bahwa: “Sesungguhnya Allah tidaklah mengutus malaikat maut kepada Musa untuk mencabut nyawanya pada saat itu, namun dia diutus hanyalah untuk memberikannya pilihan. Adapun kenapa Musa menampar malaikat tersebut karena dia melihat sang malaikat datang dalam rupa manusia kemudian masuk ke dalam rumahnya tanpa seizinnya dan ia tidak mengenalnya sebagai malaikat maut.

Kedatangan dalam rupa manusia inipun bukanlah kepada beliau semata, namun malaikat juga pernah mendatangi Kholilullah Ibrahim ‘Alaihissalam demikian pula Nabiullah Luth ‘Alaihissalam dalam rupa manusia, dan mereka pada awalnya tidak mengetahui, seandainya diketahui maka pastilah Ibrahim tidak menghidangkan kepada malaikat tersebut makanan, demikian pula Nabi Luth seandainya ia tahu bahwa yang datang itu adalah malaikat tentulah beliau tidak mencemaskan malaikat-malaikat itu dari keburukan kaumnya. (Lihat Fathul Baari 6/510)

Maka nyatalah bahwa kisah kedatangan malaikat dalam wujud manusia ini ada dalam Al Qur’an maupun Sunnah, hal ini bisa lebih jelas bila kita mau menulusuri dalam Surah Huud ayat 69-80

Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:

فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فََتمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّا
“ Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna”.  (QS. Maryam: 17)

Baca pula perkataan-perkataan Para imam yang menjelaskan makna hadits tersebut seperti Syarah Muslim Imam Nawawi 15/128 demikian pula Fathul Baari Imam Ibnu Hajar 6/441


Tidak ada komentar:

Posting Komentar