“Tiadalah Allah mengutus seorang nabi pun kecuali pasti para
nabi itu telah mengingatkan umatnya akan orang yang buta sebelah lagi pendusta,
ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah dan sesungguhnya Rabb kalian
tidaklah buta sebelah.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
Keluarnya Dajjal
merupakan satu perkara yang pasti. Dajjal akan berusaha menyesatkan manusia
dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga orang yang beriman semestinya
mengetahui sifat serta fitnah-fitnah Dajjal agar terhindar dari kesesatannya.
Al-Imam Al-Qurthubi
rahimahullahu menerangkan: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyifati
Dajjal dengan penjelasan yang gamblang bagi orang yang punya hati. Sifat-sifat
tersebut semuanya jelek, yang nampak jelas bagi orang yang mempunyai indera
yang sehat. Namun orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan akan celaka
tetap mengikuti Dajjal dalam pengakuannya yang dusta dan dungu, serta
diharamkan untuk mengikuti al-haq….”
Apakah Dajjal itu Manusia?
Asy-Syaikh Ibnu
‘Utsaimin rahimahullahu berkata: “Ya. Dajjal adalah manusia dari bani
Adam. Sebagian para ulama menyatakan Dajjal adalah setan. Sebagian
lagi menyatakan bapaknya manusia, ibunya dari bangsa jin. Tapi semua
pendapat ini tidaklah benar. Karena dia butuh makan, minum, dan lainnya. Oleh
karena itu, Nabi ‘Isa ‘alaihissalam membunuhnya dengan cara membunuh manusia
biasa.” (Asy-Syarhul Mumti’ 3/275)
Al-Qadhi ‘Iyadh
rahimahullahu berkata: “Hadits-hadits ini adalah hujjah bagi Ahlus Sunnah akan
benarnya keberadaan Dajjal, bahwa Dajjal adalah satu sosok tubuh yang merupakan
ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berikan dia kemampuan melakukan berbagai hal, seperti menghidupkan
orang mati yang ia bunuh, memunculkan kesuburan, membawa sungai, surga dan neraka,
perbendaharaan bumi mengikuti dirinya, memerintahkan langit untuk hujan maka
turunlah hujan, memerintahkan bumi untuk menumbuhkan maka tumbuhlah
tanaman-tanaman. Itu semua terjadi dengan kehendak Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Setelah itu, ia tak mampu melakukannya, tidak mampu membunuh seorang
laki-laki (yang sebelumnya dibunuh kemudian dihidupkan kembali olehnya) ataupun
lainnya….”
Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu berkata: “(Yang benar) Dajjal adalah manusia. Fitnahnya lebih
besar dari (sekedar) fitnah Eropa sebagaimana banyak diterangkan dalam banyak
hadits.” (Ash-Shahihah, 3/191)
Dakwah Dajjal
Asy-Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Telah disebutkan, awal
mula ia keluar menyeru kepada Islam, mengaku sebagai muslim. Kemudian mengaku
sebagai nabi, setelah itu mengaku sebagai ilah.”(Asy-Syarhul Mumti’ 3/268,
lihat Qishshatu Dajjal wa Nuzul ‘Isa karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
Sifat-sifat dan Bentuk
Fisiknya
1. Seorang pemuda yang berambut keriting dan kusut
masai.
Dari An-Nawwas bin
Sam’an radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ
عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ
“Dia
adalah seorang pemuda yang sangat keriting rambutnya, hilang cahaya matanya,
seakan-akan aku menyerupakannya dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan.” (HR. Muslim: 2937)
Dalam riwayat lain:
“Rambutnya kusut.”
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ مِنْ بَعْدِكُمُ
الْكَذَّابَ الْمُضِلَّ وَإِنَّ رَأْسَهُ مِنْ بَعْدِهِ حُبُكٌ حُبُكٌ حُبُكٌ
-ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- وَإِنَّهُ سَيَقُوْلُ: أَنَا رَبُّكُمْ؛ فَمَنْ قَالَ: لَسْتَ
رَبَّنَا لَكِنَّ رَبَّنَا اللهُ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْهِ أَنَبْنَا
نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكَ؛ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَلَيْهِ سُلْطَانٌ
“Nanti akan ada pendusta
yang menyesatkan, rambut di belakangnya hubukun (keriting seperti
terjalin/dipintal) –beliau ucapkan tiga kali–. Dia akan berkata: ‘Aku adalah
Rabb kalian’. Barangsiapa yang berkata: ‘Engkau bukan Rabb kami. Rabb kami
adalah Allah, kepada-Nyalah kami bertawakal dan kepada-Nyalah kami kembali.
Kami berlindung kepada Allah dari kejahatanmu’, niscaya Dajjal tak mampu
mengalahkannya.” (Ash-Shahihah no. 2808)
Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu berkata: “Hadits ini merupakan dalil yang tegas bahwa Dajjal
akbar (terbesar) adalah manusia yang punya kepala dan rambut. Bukan sesuatu
yang maknawi atau kiasan dari kerusakan, sebagaimana ucapan orang-orang yang
lemah imannya….” (Silsilah Ahadits Shahihah, 6/2, pada penjelasan hadits no.
2808)
Berita tentang munculnya Dajjal dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wajib diimani dengan sifat-sifat
yang telah disebutkan dengan terang dan jelas yang tidak butuh penakwilan
apapun, di antaranya:
1. Dia dari Bani Adam
2. Laki-laki
3. Pemuda
4. Pendek
5. Berkulit merah
6. Keriting rambutnya
7. Dahinya lebar
8. Lehernya lebar
9. Matanya buta sebelah kanan
10.Tertulis di antara dua matanya ك ف ر (yang bermakna kafir)
11.Tidak berketurunan
12.Pada matanya sebelah kiri terdapat daging
tumbuh.
Sifat-sifat di atas disebutkan di dalam banyak
hadits baik dalam Ash-Shahihain (Al-Bukhari dan Muslim) atau selain keduanya.
2. Matanya
Dia adalah seorang yang
buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidaklah demikian. Masalah ini diriwayatkan dalam hadits yang
mutawatir, diriwayatkan oleh lebih dari sepuluh orang sahabat. Di antaranya:
- Dari Ibnu ‘Umar
radhiyallahu ‘anhuma:
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ
ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ
إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ
سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ، تَعْلَمُوْنَ
أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Rasulullah berdiri di
hadapan manusia, menyanjung Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sanjungan yang
merupakan hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal dan berkata: “Aku memperingatkan
kalian darinya, tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan
kaumnya tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan
tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para
nabi kepada kaumnya. Ketahuilah dia itu buta sebelah, adapun
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Muslim
no. 2930)
- Dari Ibnu ‘Umar
radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِنَّ الْمَسِيْحَ
الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ
“Sesungguhnya
Dajjal buta matanya yang kanan, matanya seperti anggur yang menonjol.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no. 2932)
- Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ
حَدِيْثًا عَنْ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ نَبِيٌّ قَوْمَهُ؛ إِنَّهُ أَعْوَرُ
وَإِنَّهُ يَجِيْءُ مَعَهُ بِمِثَالِ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُوْلُ
إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ
نُوْحٌ قَوْمَهُ
“Maukah
aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah disampaikan oleh seorang
nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah, membawa sesuatu seperti surga dan
neraka. Yang dia katakan surga pada hakikatnya adalah neraka, aku peringatkan
kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh ‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim no. 2936)
Rasullullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata:
هُوَ أَعْوَرُ هِجَانٌ
كَأَنَّ رَأْسَهُ أَصَلَةٌ، أَشْبَهُ رِجَالِكُمْ بِهِ عَبْدُ الْعُزَّى بْنُ
قَطَنٍ فَإِمَّا هَلَكَ الْهُلَّكُ فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ
بِأَعْوَرَ
“Dajjal
matanya buta sebelah, kulitnya putih.” (Dalam satu riwayat): “Kulitnya putih
seperti keledai putih. Kepalanya kecil dan banyak gerak, mirip dengan Abdul
‘Uzza bin Qathan. Jika ada orang-orang yang binasa (mengikuti fitnahnya),
ketahuilah Rabb kalian tidaklah buta sebelah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban,
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: Sanadnya shahih menurut syarat
Muslim, Ash-Shahihah, no. 1193)
Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu berkata: “Hadits ini menunjukkan Dajjal akbar adalah manusia yang
mempunyai sifat seperti manusia. Apalagi Rasulullah menyerupakannya dengan
Abdul ‘Uzza bin Qathan, seorang shahabat. Hadits ini satu dari sekian banyak
dalil yang membatilkan takwil sebagian orang yang menyatakan Dajjal bukanlah
sosok fisik, tapi rumuz (simbol) kemajuan Eropa berikut kemegahan serta
fitnahnya. (Yang haq) Dajjal adalah manusia, fitnahnya lebih besar dari fitnah
Eropa sebagaimana banyak diterangkan dalam banyak hadits.” (Ash-Shahihah,
3/191)
Tulisan di antara Kedua
Matanya
Tertulis di antara kedua
matanya ك ف ر yang
bisa dibaca oleh mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ
الْكَذَّابَ أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر
“Tidak ada seorang nabi
pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal. Dia buta, pendusta. Ketahuilah
dia buta, adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata
Dajjal :ك ف ر -yakni: kafir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim no.
2933)
Dari ‘Umar bin Tsabit
Al-Anshari rahimahullah, beliau mendapatkan berita dari sebagian shahabat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya pada suatu hari beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata memperingatkan manusia dari Dajjal:
إِنَّهُ مَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ مَنْ
كَرِهَ عَمَلَهُ أَوْ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ
“Sesungguhnya tertulis
di antara dua matanya ك ف ر, akan
bisa membacanya orang yang membenci amalannya -atau akan membacanya semua
mukmin.” (HR. Muslim)
Dalam satu riwayat dari
Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu:
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Akan bisa membacanya
semua mukmin yang bisa menulis ataupun tidak.” (HR. Muslim, 2934/105)
Al-Imam An-Nawawi
rahimahullahu berkata: “Yang benar dan ini adalah ucapan para ulama muhaqqiqin:
Tulisan (yang ada di antara kedua mata Dajjal, -pen.) adalah hakiki adanya
sesuai dzahirnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan sebagai tanda di antara
sekian tanda kekufuran, kedustaan, dan kebatilannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
tampakkan kepada seluruh mukmin yang bisa baca tulis ataupun tidak, dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala sembunyikan (tanda tersebut) dari orang yang diinginkan
kesesatannya dan terkena fitnahnya.” (Syarh Muslim, 9/294)
Pengikut Dajjal
Dari Anas radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ
مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَةُ
“Akan
mengikuti Dajjal dari kaum Yahudi Ashbahan (sebuah kota di Iran) 70.000 orang,
(tanda) mereka memakai thayalisah (sejenis kain yang dipakai di pundak).” (HR. Muslim no. 2944)
Pengikut Dajjal adalah
orang-orang Yahudi dan orang-orang yang jahat. Diriwayatkan dari Aisyah
radhiyallahu ‘anha:
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي، فَقَالَ لِي: مَا
يُبْكِيْكِ؟ قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَكَرْتُ الدَّجَّالَ فَبَكَيْتُ.
فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنْ يَخْرُجِ
الدَّجَّالُ وَأَنَا حَيٌّ كَفَيْتُكُمُوْهُ، وَإِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ بَعْدِي
فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّهُ يَخْرُجُ فِي
يَهُوْدِيَّةِ أَصْبَهَانَ حَتَّى يَأْتِيَ الْمَدِيْنَةَ فَيَنْزِلَ نَاحِيَتَهَا
وَلَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَكَانِ، فَيَخْرُجَ
إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا
“Rasulullah masuk ke
kamarku dalam keadaan aku sedang menangis. Beliau berkata kepadaku: ‘Apa yang
membuatmu menangis?’ Aku menjawab: ‘Saya mengingat perkara Dajjal maka aku pun
menangis.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Jika dia keluar sedang
aku masih berada di antara kalian niscaya aku akan mencukupi (melindungi)
kalian. Jika dia keluar setelah aku mati maka ketahuilah Rabb kalian tidak buta
sebelah. Dajjal keluar bersama orang-orang Yahudi Ashbahan hingga datang ke
Madinah dan berhenti di salah satu sudut Madinah. Madinah ketika itu memiliki
tujuh pintu, setiap celahnya ada dua malaikat yang berjaga. Maka keluarlah
orang-orang jahat dari Madinah mendatangi Dajjal ….” (HR. Ahmad, Abdullah bin
Ahmad, Ibnu Hibban. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: Sanadnya
shahih)
Dalam sebuah hadits
disebutkan juga bahwa Dajjal akan muncul di tengah-tengah pasukan Khawarij.
يَنْشَأُ نَشْءٌ
يَقْرَؤُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ
قُطِعَ حَتَّى خَرَجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ
“Akan
muncul sekelompok pemuda yang (pandai) membaca Al-Qur`an tapi tidak melewati
tenggorokan mereka. Setiap kali keluar sekelompok mereka, maka akan tertumpas
sehingga muncul Dajjal di tengah-tengah mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 174, lihat
Ash-Shahihah no. 2455)
Macam-macam Fitnahnya
Fitnah yang dilakukan
Dajjal banyak sekali, di antaranya:
1. Bersamanya ada
surganya dan nerakanya.
Dari Hudzaifah
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
الدَّجَّالُ أَعْوَرُ
الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعْرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ
وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal
cacat matanya yang kiri1, keriting rambutnya, bersamanya surga dan nerakanya.
Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka.” (HR. Muslim, no. 2934)
3. Membunuh satu jiwa kemudian menghidupkannya
kembali.
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ
يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُوْلُ
لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ. فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ
قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي اْلأَمْرِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ:
لاَ. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ…
“Keluarlah
pada hari itu seorang yang terbaik atau di antara orang terbaik. Dia berkata:
‘Aku bersaksi engkau adalah Dajjal yang telah disampaikan kepada kami oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Dajjal berkata (kepada pengikutnya):
‘Apa pendapat kalian jika aku bunuh dia dan aku hidupkan kembali apakah kalian
masih ragu kepadaku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Maka Dajjal membunuhnya dan
menghidupkannya kembali….” (HR. Muslim no. 2938)
3.
Menggergaji seseorang kemudian membangkitkannya kembali. (HR. Muslim, 2938/113)
4. Memerintahkan langit
untuk menurunkan hujan lalu turunlah hujan.
Dari An-Nawwas bin
Sam’an radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَأْتِي عَلَى
الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ
السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ
“…Dia
datang kepada satu kaum mendakwahi mereka. Merekapun beriman kepadanya,
menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan langit untuk hujan dan
memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka turunlah hujan dan tumbuhlah
tanaman….” (HR. Muslim no. 2937)
Adapun kaum yang tidak
beriman dan tidak menerima dakwah Dajjal, tidak ada sedikit harta pun tersisa
pada mereka.
5. Akan diikuti
perbendaharaan harta.
Dalam hadits An-Nawwas
bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata:
وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ
فَيَقُوْلُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوْزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوْزُهَا كَيَعَاسِيْبِ
النَّحْلِ
“…Dia
mendatangi reruntuhan dan berkata: ‘Keluarkanlah perbendaharaanmu.’ Maka
keluarlah perbendaharaannya mengikuti Dajjal seperti sekelompok lebah.” (HR.
Muslim no. 2937)
6. Bersamanya air,
sungai, dan gunung roti, api, dan air.
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّهُ مَعَهُ جَنَّةٌ
وَنَارٌ وَنَهْرٌ وَمَاءٌ وَجَبَلُ خُبْزٍ وَإِنَّ جَنَّتَهُ نَارٌ وَنَارَهُ
جَنَّةٌ
“…Sesungguhnya
bersama dia ada surga dan nerakanya, sungai dan air, serta gunung roti.
Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka dan nerakanya Dajjal adalah surga.”
(HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: sanadnya shahih. Lihat
Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr
radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam berkata tentang Dajjal:
إِنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ وَإِنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا فَأَمَّا
الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً فَنَارٌ تُحْرِقُ وَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ
النَّاسُ نَارًا فَمَاءٌ بَارِدٌ عَذْبٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ
فَلْيَقَعْ فِي الَّذِي يَرَاهُ نَارًا فَإِنَّهُ مَاءٌ عَذْبٌ طَيِّبٌ
“Sungguh Dajjal akan
keluar dan bersamanya ada air dan api. Apa yang dilihat manusia air sebenarnya
adalah api yang membakar. Apa yang dilihat manusia api sesungguhnya adalah air
minum dingin yang segar. Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya
hendaknya memilih yang dilihatnya api, karena itu adalah air segar yang baik.”
(HR. Muslim no. 2935)
Jika seorang mukmin
telah mengetahui dan beriman akan keluarnya Dajjal dengan membawa fitnah yang
demikian dahsyat, hendaknya ia mengamalkan beberapa sebab untuk menjaga dirinya
dari Dajjal dan fitnahnya. Di antara amalan tersebut:
1. Minta perlindungan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kejelekan fitnahnya, memperbanyak minta
perlindungan darinya terutama setelah tasyahud akhir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata:
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ
بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُوْلُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Jika salah seorang
kalian selesai dari tasyahud akhir mintalah perlindungan dari empat perkara:
‘Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari adzab jahannam, dari adzab kubur, dari
fitnah waktu hidup dan waktu mati, dan dari kejahatan fitnah Dajjal’.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
2. Menghafal sepuluh
ayat pertama dari surat Al-Kahfi.
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata:
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ
الْكَهْف عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ
“Barangsiapa menghafal
sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, akan terjaga dari fitnah Dajjal.”
(HR. Muslim)
3. Menjauhinya, tidak
mendatanginya kecuali seorang yang yakin tak akan terkena mudarat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ مِنْهُ
فَإِنَّ الرَّجُلَ يَأْتِيْهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَلاَ يَزَالُ
بِهِ لِمَا مَعَهُ مِنْ الشُّبَهِ حَتَّى يَتَّبِعَهُ
“Barangsiapa mendengar
(keluarnya) Dajjal hendaknya menjauh darinya. Demi Allah, sungguh ada seorang
yang mendatanginya merasa dirinya beriman tapi kemudian mengikuti Dajjal
dikarenakan syubhat-syubhat yang dilontarkan Dajjal.” (HR. Ahmad)
4. Tinggal di Makkah dan
Madinah
Karena keduanya adalah
negeri yang aman tak bisa dimasuki Dajjal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلاَّ مَكَّةَ
وَالْمَدِيْنَةَ لَيْسَ لَهُ مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلاَّ عَلَيْهِ
الْمَلاَئِكَةُ صَافِّيْنَ يَحْرُسُوْنَهَا
“Tidak ada satu negeri
pun kecuali akan dimasuki Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Dia tidak
mendapati celah/ jalan masuk kecuali padanya ada malaikat yang berbaris
menjaganya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)
Dan termasuk yang
terjaga dari Dajjal juga adalah Masjidil Aqsha serta bukit Tursina (dalam riwayat
Ahmad dan Ibnu Hibban sebagaimana dalam Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari nash-nash yang kita
dapatkan tentang Dajjal, kita dapatkan kesimpulan:
1. Luasnya rahmat Allah
Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya, karena Dia telah membekali mereka
dengan senjata yang bisa mematahkan hujjah dan fitnah Dajjal. Ini terwujud
dengan penjelasan sifat-sifat yang menunjukkan kedustaannya, kaum mukmin diberi
kemampuan untuk membaca apa yang tertulis di kening Dajjal yang menunjukkan
kekufurannya. Juga Allah Subhanahu wa Ta’ala bimbing kita untuk menghafal
sepuluh ayat pertama dalam surat Al-Kahfi sebagai tameng dari Dajjal.
2. Dajjal adalah sosok
manusia yang telah sangat jelas sifat-sifatnya sebagai manusia. Ini membantah
ucapan orang sesat dan ahlul bid’ah yang menyatakan Dajjal hanyalah sosok
fiktif belaka atau hanyalah simbol dari tersebarnya kerusakan.
3. Dajjal mempunyai
sifat dan fitnah-fitnah yang telah digambarkan dengan rinci: keluarnya di akhir
jaman, muncul dari arah Syam, tinggal selama 40 hari, diberi kemampuan
mematikan dan menghidupkan, membawa surga dan neraka, tertulis di antara dua
matanya ك ف ر, dan
sifat lainnya. Ini membantah ucapan yang menyatakan bahwa Dajjal adalah Sri
Sathya Sai Baba dari India, atau kiasan dari kemajuan serta fitnah Eropa.
Wa akhiru da’wana anil
hamdulillahi Rabbbil ‘alamin.
1 Dalam hal ini terdapat
perbedaan riwayat, sebagian menyatakan yang kiri dan sebagaian menyatakan yang
kanan. Sebagian ulama mengkompromikan riwayat-riwayat tersebut dengan
mengatakan bahwa mata yang kanan terhapus dan tidak bercahaya, sedangkan pada
mata yang kiri terdapat sepotong daging yang menonjol. (ed)
Dajjal Sudah Ada di Sebuah
Pulau
Asy-Sya’bi rahimahullahu
mengatakan kepada Fathimah bintu Qais radhiyallahu ‘anha: “Beri aku sebuah
hadits yang kamu dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang
tidak kamu sandarkan kepada seorang pun selain beliau.” Fathimah mengatakan: “Jika
engkau memang menghendakinya akan aku lakukan.” “Ya, berikan aku hadits itu,”
jawab Asy-Sya’bi.
Fathimah pun berkisah:
“…Aku mendengar seruan orang yang berseru, penyeru Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, menyeru ‘Ash-shalatu Jami’ah’. Aku pun keluar menuju masjid
lantas shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan aku berada
pada shaf wanita yang langsung berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari shalatnya maka beliau
duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan: ‘Hendaknya setiap orang tetap di
tempat shalatnya.’ Kemudian kembali berkata: ‘Apakah kalian tahu mengapa aku
kumpulkan kalian?’ Para sahabat menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: ‘Sesungguhnya –demi Allah-, aku
tidak kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan
kalian. Namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari. Dahulu ia seorang
Nasrani lalu datang kemudian berbai’at dan masuk Islam serta mengabariku sebuah
kisah, sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih
Ad-Dajjal.
Ia memberitakan bahwa ia
naik kapal bersama 30 orang dari Kabilah Lakhm dan Judzam. Lalu mereka
dipermainkan oleh ombak hingga berada di tengah lautan selama satu bulan.
Sampai mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut saat
tenggelamnya matahari. Mereka pun duduk (menaiki) perahu-perahu kecil. Setelah
itu mereka memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut
sangat lebat dan kaku. Mereka tidak tahu mana qubul dan mana dubur-nya, karena
demikian lebat bulunya. Mereka pun berkata: ‘Apakah kamu ini?’ Ia (binatang
yang bisa berbicara itu) menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah.’ Mereka
mengatakan: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia (justru mengatakan): ‘Wahai kaum,
pergilah kalian kepada laki-laki yang ada rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia
sangat merindukan berita kalian.’ Tamim mengatakan: ‘Ketika dia
menyebutkan untuk kami orang laki-laki, kami khawatir kalau binatang itu
ternyata setan.’ Tamim mengatakan: ‘Maka kami pun bergerak menuju kepadanya
dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat ibadah itu. Ternyata di
dalamnya ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat dan paling kuat
ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan lehernya, antara dua lututnya dan dua
mata kakinya terikat dengan besi. Kami katakan: ‘Celaka
kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Kalian telah mampu mengetahui tentang aku.
Maka beritakan kepadaku siapa kalian ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami ini
orang-orang dari Arab. Kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati
laut sedang bergelombang luar biasa, sehingga kami dipermainkan ombak selama
satu bulan lamanya, sampai kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik
perahu kecil, lalu memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat
lebat dan kaku rambutnya. Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya
karena lebatnya rambut. Kamipun mengatakan: ‘Celaka kamu, apa kamu
ini?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah.’ Kamipun bertanya lagi: ‘Apa
Al-Jassasah itu?’ Ia malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu sesungguhnya
ia sangat merindukan berita kalian. Maka kami pun segera menujumu dan kami
takut dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau ternyata ia adalah
setan.’
Lalu orang itu
mengatakan: ‘Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon korma di Baisan.’
Kami mengatakan:
‘Tentang apanya engkau meminta beritanya?’
‘Aku bertanya kepada
kalian tentang pohon kormanya, apakah masih berbuah?’ katanya.
Kami menjawab: ‘Ya.’
Ia mengatakan:
‘Sesungguhnya hampir-hampir ia tidak akan mengeluarkan buahnya. Kabarkan
kepadaku tentang danau Thabariyyah.’
Kami jawab: ‘Tentang apa
engkau meminta beritanya?’
‘Apakah masih ada
airnya?’ jawabnya.
Mereka menjawab: ‘Danau
itu banyak airnya.’
Ia mengatakan:
‘Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang. Kabarkan kepadaku tentang mata
air Zughar1.’
Mereka mengatakan:
‘Tentang apanya kamu minta berita?’
‘Apakah di mata air itu
masih ada airnya? Dan apakah penduduknya masih bertani dengan airnya?’
jawabnya.
Kami katakan: ‘Ya, mata
air itu deras airnya dan penduduknya bertani dengannya.’ Ia mengatakan:
‘Kabarkan kepadaku tentang Nabi Ummiyyin, apa yang dia lakukan?’
Mereka menjawab: ‘Ia
telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah).’
Ia mengatakan: ‘Apakah
orang-orang Arab memeranginya?’
Kami menjawab: ‘Ya.’
Ia mengatakan lagi: ‘Apa
yang dia lakukan terhadap orang-orang Arab?’ Maka kami beritakan bahwa ia telah
menang atas orang-orang Arab di sekitarnya dan mereka taat kepadanya.
Ia mengatakan: ‘Itu
sudah terjadi?’
Kami katakan: ‘Ya.’
Ia mengatakan:
‘Sesungguhnya baik bagi mereka untuk taat kepadanya. Dan aku akan beritakan
kepada kalian tentang aku, sesungguhnya aku adalah Al-Masih. Dan hampir-hampir
aku diberi ijin untuk keluar sehingga aku keluar lalu berjalan di bumi dan
tidak ku tinggalkan satu negeri pun kecuali aku akan turun padanya dalam waktu
40 malam kecuali Makkah dan Thaibah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku
akan masuk pada salah satunya, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di
tangannya, menghalangiku darinya. Dan sesungguhnya pada setiap celahnya (dua
kota itu) ada para malaikat yang menjaganya.’
Fathimah mengatakan:
‘Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dengan menusukkan
tongkatnya di mimbar sambil mengatakan: ‘Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah
Thaibah2, yakni Al-Madinah. Apakah aku telah beritahukan kepada kalian tentang
hal itu?’
Orang-orang menjawab:
‘Ya.’
Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya cerita Tamim menakjubkanku, di mana sesuai
dengan apa yang kuceritakan kepada kalian tentangnya (Dajjal), serta tentang
Makkah dan Madinah. Ketahuilah bahwa ia berada di lautan Syam atau
lautan Yaman- tidak, bahkan dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak,
dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur -dan beliau mengisyaratkan
dengan tangannya ke arah timur-.’
Fathimah mengatakan:
“Ini saya hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(HR. Muslim, Kitabul
Fitan wa Asyrathis Sa’ah, Bab Qishshatul Jassasah)
1 Nama sebuah daerah di
Syam.
2 Dalam riwayat lain
beliau mengatakan: “Dan itu adalah Dajjal.”
DARI
MANA DAJJAL AKAN MUNCUL?
Mari
kita simak beberapa hadits berikut:
Dari
Fatimah binti Qais—radhiyallahu ‘anha—bahwa beliau pernah mendengar
Nabi shallallahu r bersabda:
]أَلاَ إِنَّهُ فِى
بَحْرِ الشَّامِ أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ لاَ بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ ما هُوَ
مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ [ وَأَوْمَأَ
بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ
“Tidaklah dia (Dajjal) di laut Syam, atau laut Yaman.Tidak!
Tetapi dari arah timur. Dia dari arah timur, dia dari arah timur.” Dan beliau
berisyarat dengan tangannya ke arah timur.” (HR.
Muslim no. 2942).
Dari
Abu Bakr ash-Shidiq t, bahwa Rasulullah r pernah bersabda:
]الدَّجَّالُ
يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالْمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا: خُرَاسَانُ[
“Dajjal
keluar dari daerah timur, namanya Khurasan.” (HR.
Timidzi 2237 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Jami’ ash-Shaghir).
Satu
wilayah yang luas di sebelah timur Jazirah Arab. Saat ini, yang termasuk
wilayah Khurasan: Nishapur (Iran), Herat (Afganistan), Merv (Turkmenistan), dan
berbagai negeri di Selatan sungai Jihun (sungai Amu Darya). (Mu’jam
al-Buldan, 2:350).
Dari
Anas bin Malik t, Rasulullah r bersabda:
]يَخْرُجُ
الدَّجَّالُ مِنْ يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ، وَمَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ
الْيَهُودِ[
“Dajjal
akan keluar dari daerah Yahudiyah Asbahan. Dia bersama 70 ribu orang Yahudi.”
(HR. Ahmad).
Asbahan
Sering
juga disebut Asfahan. Termasuk wilayah Iran, 340 km di selatan Teheran.
Bukhtanshar
menyerang Baitul Maqdis dan menjadikan penduduknya sebagai tawanan, bersama
orang Yahudi, kemudian mereka ditempatkan di Asfahan. Akhirnya wilayah tersebut
dinamakan kampung Yahudiyah. Ibu kota Asfahan saat ini adalah Yahudiyah (Mu’jam
al-Buldan, 1:208).
Hanya
saja, fenomena kehadiran Dajjal mulai semarak di kalangan umat manusia, setelah
dia berada di daerah antara Irak dan Syam (kawasan 4 negara: Suriah, Palestina,
Libanon, dan Yordania).
Dari
Nawwas bin Sam’an t, bahwa Rasulullah r bersabda:
“Dajjal
keluar di daerah antara Syam dan Iraq. Kemudian dia membuat kerusakan di
sebelah kanan dan kirinya. Wahai hamba Allah! Kuatkan iman kalian!” (HR.
Muslim 2937 dan Ibn Majah 4075).
Al-Hafidz
Ibnu Katsir mengatakan:
“Pertama
mulai munculnya Dajjal di Asbahan, tepatnya di dataran bebatuan, yang dinamakan
kampung Yahudiyah. Dajjal dibela oleh 10 ribu orang yahudi dari penduduk
Ashbahan.” (An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, Hal. 59).
Asfahan
ataukah Khurasan?
Jika
Anda perhatikan peta negara Iran, Khurasan dan Asfahan berhimpit di bagian
timur laut wilayah Iran. Kita tidak tahu pasti awal kali Dajjal muncul di titik
yang mana. Yang jelas, di dua daerah, pertama kali Dajjal muncul dan mendapatkan
banyak pengikut.
Dan
benarlah apa yang disabdakan Nabi r. Catatan dari Frances Harrison
dari BBC News, yang dilansir pada September 2006, bahwa di Teheran
ada sekitar 25 ribu Yahudi di negeri Iran.
Meskipun
lagaknya melawan Zionis, tapi Iran menjadi tempat yang aman bagi Yahudi.
Pemimpin komunitas Yahudi Iran, Mr. Hammami mengaku bahwa Khameini membedakan
antara Yahudi dan Zionis, dan dia mendukung kami. Bahkan Presiden Iran saat
ini, Ahmadi Nejad yang banyak dielu-elukan oleh masyarakat muslim adalah keturunan
Yahudi.
Dari
sinilah Anda bisa mendapatkan jawaban, mengapa Dajjal muncul di Iran. Lebih
dari itu, ada kejadian aneh bin ajaib lainnya, di saat Iran koar-koar anti
Yahudi, pernahkah Anda mendengar ada warga Palestina diizinkan mengungsi ke
Iran?
Kembali
ke topik keluarnya Dajjal, sebagian orang berkata Dajjal akan keluar dari
Segitiga Bermuda. Yang benar, Dajjal keluar bukan di Segitiga Bermuda. Itulah
yang kita yakini. Itulah akidah kaum muslimin. Dajjal muncul di Asfahan bagian
dari negeri Iran, yang saat ini menjadi negeri Syiah.
Wallahu A'lam
bisa juga berkunjung:
http://kaahil.wordpress.com/2012/09/26/lengkap-ciri-ciribentuk-fisik-sifat-dajjal-apakah-dajjal-itu-manusia-apakah-dajjal-sudah-muncul-dimana-lokasi-pulau-tempat-dajjal-berada-sejarah-dajjal-70-000-yahudi-iran-pengikut-d/
Wallahu A'lam
bisa juga berkunjung:
http://kaahil.wordpress.com/2012/09/26/lengkap-ciri-ciribentuk-fisik-sifat-dajjal-apakah-dajjal-itu-manusia-apakah-dajjal-sudah-muncul-dimana-lokasi-pulau-tempat-dajjal-berada-sejarah-dajjal-70-000-yahudi-iran-pengikut-d/
http://www.stibamks.net/2012/11/dari-iran-munculnya-dajjal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar