Menu

Sabtu, 27 November 2010

10 WASIAT UNTUK PARA ISTRI

Sepuluh wasiat kepada para istri…., para perempuan…..,para pemilik rumah dan ibu bagi anak anaknya yang menginginkan keluarga serta rumah tangga sebagai tempat yang sejuk dan tenteram ,penuh dengan suasana cinta, kasih sayang dan kelembutan.

Wahai perempuan-perempuan muslimah,10 wasiat ini akan bisa menjadikan bahagianya para suami, ridhonya Allah Subhanahu wa ta’ala dan menjadi penjaga bagi kelangsungan rumah tangga .

Wasiat pertama:
Taqwa kepada Allah, jauh dari kemaksiatan

Jika engkau menghendaki hidup yang bahagia dan sentosa maka jauhkanlah olehmu bermaksiat kepada Allah, karena kemaksiatan–kemaksiatanlah yang menghancurkan negara, dan memporak –porandakan kekuasaan . Karenanya janganlah kamu porak – porandakan rumah tanggamu dengan bermaksiat kepada Allah . Sesungguhnya ketaqwaanlah yang menjadikan terpautnya hati, sementara kemaksiatan akan menjadikan bercerai berai . Karenanya perempuan sholehah takala melihat suaminya marah segera berkata:”Aku mohon ampun kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, ini disebabkan karena tingkah lakuku .”


Maka jauhilah kemaksiatan wahai saudariku muslimah. Khususnya kemaksiatan-kemaksiatan sebagai berikut:
• Meniggalkan sholat, diundur – undur dari waktunya atau terlaksana dengan tidak disertai perkara perkara yang sholeh
• Tempat tempat yang disitu terjadi ghibah, namimah, riya, dan sum ah.
• Merendahkan orang lain.

Allah berfirman:

“Hai orang orang beriman janganlah suatu kaum mengolok olok kaum yang lain (karena)boleh jadi mereka (yang diolok olokkan), lebih baik dari mereka (yang mengolok olokkan) dan jangan pula wanita wanita mengolok-olok wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita wanita (yang diperolok olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan).”(Al-Hujurat:11).

• Keluar dari pasar tanpa adanya sebab yang “dharuri (terpaksa/mendesak)” dengan tanpa mahram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَحَبُّ البِلاَدِ إِلىَ اللهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ البِلاَدِ إِلىَ اللهِ أَسْوَاقُهَا
“Sebaik baik tempat di sisi Allah adalah masjid – masjidnya dan tempat – tempat yang dibenci di sisi Allah adalah pasar – pasar.” (HR. Muslim).

• Mendidik anak dengan pendidikan barat atau melepaskan mereka kepada pembantu pembantu atau pendidik kafir.

• Taqlid kepada perempuan – perempuan kafir dalam berpakaian dan sebagainya :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka “ (HR.Ahmad, Abu Dawud,dan dishahihkan oleh Al-Albani).

• Melihat film jorok/porno/kotor/17 tahun keatas, mendengar nyayian syaithon.

• Berkawan dengan wanita-wanita “fajir” dan “fasik”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

المَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang itu ada pada agama karibnya, maka hendaknya seseorang itu melihat pada siapa ia berteman “. (HR.Ahmad dan Tirmidzi ).
• Tidak peduli dengan suami dan juga dengan kemaksiatan-kemaksiatannya.
• At-Tabaruj (menampakkan auratnya kepada bukan mahromnya).
• Dan sebagainya.

Wasiat kedua :
Mengenali suaminya.

Seorang istri harus mengenal suaminya . Kenal akan apa apa yang disukai dan ditunaikanya, apa apa yang dibencinya djauhkannya (tentunya dalam perkara-perkara yang jauh dari maksiat), karena tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam bermaksiat kepada Allah.



Wasiat ketiga:
Ta’at Kepada Suami Dan Mempergauli Dengan Sebaik –Baiknya.

Sesungguhnya hak suami terhadap istri itu besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْءَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
”Sekiranya aku diperintahkan agar seorang sujud kepada seseorang,niscaya aku perintahkan perempuan untuk sujud kepada suaminya”. (HR.Ahmad dan Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani).

Dan hak pertamannya dita’ati selain maksiat kepada Allah dan mrmpergaulinya dengan sebaik baiknya dan tidak mendurhakainya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اثنان لا تجاوز صلاتهما رؤسهما عبد أبق من مواليه حتى يرجع وامرأة عصت زوجها حتى ترجع
“Dua golongan yang shalatnya tak sampai di kepalanya yaitu,hamba yang lari dari tuannya hingga ia kembali, perempuan yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali .”(HR.Thabrani dan Hakim dan di shahihkan oleh Al-Albani).

Karena itulah Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha menasehati perempuan dengan :
يا معشر النساء لو تعلمن بحق أزواجكن عليكن لجعلت المرأة منكن تمسح الغبار عن قدمي زوجها بخد وجهها
“Wahai para perempuan,sekiranya engkau tahu hak suami-suamimu niscaya seorang dari kamu akan rela mengusap debu yang ada di kedua kaki suaminya dengan pipinya “(Mohon dibaca kitab Al-Labair hal:174,Adz-Dzahabi).

Patuhmu dengan suamimu, bagusnya pergaulanmu padanya, niscaya dengan izin Allah engkau akan menjadi wanita terbaik. Suatu ketika seorang wanita bertanya kepada Nabi Shalallah ‘alaihi wa sallam::
أي النساء خير؟ قال: التي تسره إذا نظر وتطيعه إذا أمر ولا تخالفه فى نفسها ولا ماله بما يكره

“Siapakah wanita terbaik ?” Jawab beliau :
“Yang menggembirakan jika dipandang, ta’at jika diperintah dan tidak menyalahi pada diri dan hartanya dari apa-apa yang dibenci suaminya.”
(HR. Abu Daud, An-Nasa’I dan yang lainnya)

Ketahuilah wahai saudariku muslimah ! Jika engkau taqwa kepada Allah, ta’at pada suamimu,niscaya engkau akan menjadi “ahli jannah”, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
المرأة إذا صلت خمسها وصامت شهرها وأحصنت فرجها وأطاعت زوجها فليدخل من أي أبواب الجنة شاءت
“Perempuan jika shalat lima waktu, puasa pada bulannya dan terjaga kemaluannya, serta ta’at kepada suaminya, maka hendaklah ia masuk pintu surga mana saja yang dikehendaki“. (HR. Ibnu Hibban, Al-Bazzar, Ahmad, Ath Thabrany dan dishahihkan oleh Al Albany).

Wasiat Keempat.
Qona’ah

Kita inginkan dari wanita muslimah agar ridho dari apa yang diberikan oleh suaminya padanya sedikit atau banyak, tidak menuntut dari suaminya apa-apa yang tidak mampu, juga kebutuhan-kebutuhan yang tidak mendesak. Disebutkan pada atsar bahwa sebaik-baik wanita adalah yang tidak menghabiskan harta untuk hawa nafsunya, bukan juga yang memakai pakaian dan perhiasan yang mahal, tetapi yang paling gampang pemberiannya.

“Seagung-agung wanita berkahnya adalah yang paling gampang pemberiannya.”
Camkanlah wahai saudariku Muslimah. Adab istri-istri Salafusshalih adalah salah seorang di antara mereka jika hendak ditinggal pergi oleh suaminya, selalu dia (istri) berwasiat: “Jauhilah olehmu rizki yang haram, kami lebih bersabar dalam kelaparan dan tidak bersabar dalam api neraka.”

Bandingakan, bagaimana keadaan istri-istri muslimah tatakala ditinggal pergi oleh suaminya?

Wasiat kelima
Mengatur Rumah Tangga Sebaik-Baiknya

Termasuk perkara di atas mendidik anak-anak dan tidak diserahkan kepada para pembantu, membersihkan rumah, menyiapkan makanan tepat waktu, juga meletakkan harta suaminya di tempat yang aman, tidak berlebih-lebihan dalam bersolek, dan berhias sewajarnya.

Camkan wahai para wanita muslimah, kisah berikut: Istri dari pengambil kayu bakar, dia berkata:“Sesungguhnya jika suamiku keluar untuk mencari kayu bakar aku selalu rasakan sakitnya onak dari duri yang mengenai kakinya, aku rasakan panas dan dahaganya di gunung, seakan terbakar tenggorokan, aku sediakan baginya air dingin sehingga dia datang dia akan dapatkan, aku tertibkan perhiasanku, aku persiapkan baginya makanan. Kemudian aku berdiri untuk menunggunya dengan pakaian terbagusku, maka tatakala dia masuk pintu, aku sambut layaknya pengantin baru, kuserahkan diriku padanya….jika ia ingin istirahat aku dampingi dia. Jika dia menghendakiku, aku sudah berada di dua lengannya seperti anak kecil yang minta dibelai oleh bapaknya….”
Wasiat keenam
Bergaul Dengan Keluarga Dan Kerabat Suaminya Dengan Sebaik-Baiknya

Dari sekalian keluarga dan kerabat suami yang lebih khusus adalah ibunya, orang yang lebih dekat dengan suaminya harus engkau cintai dia, engkau bersikap lembut padanya, engkau tampakkan penghormatan kepadanya, bersabarlah akan kekeliruannya, laksanakan perintahnya (yang tidak dalam rangka maksiat) semampumu. Berapa banyak rumah tangga yang berantakan dan berselisih disebabkan oleh jeleknya tingakah laku istri kepada ibu suaminya dan tidak terlaksananya hak-haknya.

Ingatlah, bahwa yang bergadang dan mendidik laki-laki yang kemudian menjadi sumimu adalah si ibu. Karenanya juga upaya yang pernah dilaksanakannya adalah selayaknya dibalas dengan kebaikan serupa.

Wasiat ketujuh
Beserta Suami Dalam Suka Dan Duka

Jika engkau ingin hidup di hati suamimu, maka hiduplah dalam suka dan dukanya. Aku sebutkan kepadamu kisah seorang perempuan yang hidup bersama suami, sungguh pun setelah wafatnya (sang istri), si suami tetap cinta kepadanya hingga menjadikan iri istri ke duanya. Suatu ketika sang istri ke dua (Aisyah radhiallahu ‘anha) berkata:
مَا غِرْتُ عَلىَ أَحَدٍ من نساء النبي J مَا غِرْتُ عَلىَ خَدِيْجَةَ وما رأيتها ولكن كان النبي J يكثر ذِكْرَهاَ
“Tidaklah aku iri kepada seorang istri-istri Nabi sebagaimana iriku kepada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Rasulullah sangat sering menyebutnya.”(HR. Bukhari 3534).

Dikesempatan lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كأنه لم يكن فى الدنيا امراة إلا خديجة فيقول إنها كانت وكانت وكان لي منها ولد
“Sepertinya di dunia tidak pernah ada perempuan selainnya kecuali Khadijah. Beliau berkata: Sesungguhnya ia begini dan begini, dan saya mendapatkan anak darinya.” (HR. Bukhari).

Pada hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, beliau bersabda:
قد آمنت بي إذ كفر بي الناس وصدقتني إذ كذبني الناس وواستني بمالها إذ حرمني الناس ورزقني الله عزوجل ولدها
“Yang beriman kepadaku tatkala manusia kufur, yang membenarkan tatakala manusia mendustakan aku, memberikan hartanya tatkala manusia mengharamkannya (memboikot) dan dengannya Allah memberikan kepadaku anak.” (HR. Ahmad 23719).

Ya, dialah Khadijah radhiallahu ‘anha yang tidak akan lupa seorang pun tentang peran dorongannya terhadap beliau Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam. Diserahkan kepada beliau apa yang ia miliki dalam rangka dakwah di jalan Allah. Tiada seorang pun yang lupa akan ucapannya yang masyhur, yang menjadikan Rasulullah tenteram dan gembira tatkala turun kepada beliau wahyu yang pertama:

“Demi Allah, Allah sama sekali tidak akan membuat Anda kecewa. Anda seorang bersikap baik terhadap kerabat, berbicara benar, membantu orang yang lemah, menolong orang yang sengsara, menghormati tamu dan membela orang yang berdiri di atas kebenaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Wahai Saudariku muslimah, jadilah seperti Khadijah radhiallahu ‘anha.

Wasiat kedelapan
Terima Kasih Kepada Suami Dari Apa Yang Dilakukan Dan Tidak Pernah Lupa Tentang Pemberiannya

Barang siapa yang tidak pandai-pandai berterima kasih kepada manusia, pasti tidak akan bersyukur kepada Allah. Janganlah engkau seperti mereka yang tidak pernah melihat kebaikan suaminya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Allah tidak akan melihat kepada perempuan yang tidak berterima kasih kepada suaminya dan tidak pernah merasa cukup."”(HR. Nasa’I dengan sanad yang shahih).




Wasiat kesembilan
Menyembunyikan Kejelekan Dan Rahasia Suami

Istri adalah tempat yang tersembunyi bagi suami dan manusia yang paling dekat dan paling tahu perkara-perkara khususnya. Bahwa menyebarkan kejelekan adalah perkara yang tercela, apalagi bagi seorang istri.

Sesungguhnya tempat-tempat yang di sana biasa perempuan berkumpul, tidaklah kosong dari bongkar-bongkar aib atau sebagian dari kejelekan suami. Besar bahaya perkara ini. Karenanya tatkala Rasulullah mendapati salah satu istrinya melakukan hal ini, beliau berikan pelajaran (hukuman) dengan tidak didekatinya selama satu bulan penuh. Bahkan Al-Qur’an kemudian mengisahkannya di dalam surat At-Tahrim ayat 3:

“Dan ingatlah tatkala Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa. Maka tatkala Hafshah membicarakan peristiwa itu kepada Aisyah dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafshah dan Aisyah) kepada Muhammad, lalu Muahammad memberitahukan kepada sebagian (yang diberitahukan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagaian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu Hafshah bertanya: Siapakah yang memberitahukan ini kepadamu? Nabi menjawab: Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mnegetahui Maha Mengenal.” (At-Tahrim:3)

Diceritakan bahwa Nabi Ibrahim pernah dapati istri Ismail menceritakan aib suaminya, dari itu kemudian Nabi Ibrahim memerintahkan Ismail untuk menceraikan istrinya (HR. Bukhari).

Wahai saudariku muslimah! Jagalah olehmu rahasia-rahasia suamimu dan tutuplah rapat-rapat aibnya, jangan engkau tampakkan kecuali karena masalah syar’iyah. Seperti kepada mufti agar dinasehatinya, seperti yang dilakuakan Hindun radhiallahu ‘anha di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala ia berkata:
“Sesungguhnya Abu sofyan seorang laki-laki yang kikir, dia tidak mencukupi nafkahku dan anak-anakku. Bolehkah aku mengambil hartanya tanpa izin? Jawab Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam: Ambil untukmu dan anakmu secukupnya dengan ma’ruf.”

Wahai saudariku muslimah. Cukuplah bagimu nasehat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Sesungguhnya sejelek-jelek manusia di sisi Allah kedudukannya di hari Kiamat laki-laki yang mendatangi istrinya dan sebaliknya, kemudian salah satu menyebarkan rahasia-rahasia kawannya.” (HR. Bukhari).

Wasiat kesepuluh
Cerdas Dan Selalu Hati-Hati Dari Kesalahan

• Termasuk kesalahan, seorang istri bercerita kepada suaminya tentang kecantikan perempuan yang dia kenal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hal ini sebagaimana sabdanya:
لا تباشر المـرأة المـرأة فتنعتها لزوجها كأنه ينظر إليـها
“Janganlah seorang perempuan mengabarkan akan Perempuan (Yang lain), kemudian disifatkan kepada suaminya seakan-akan ia (suaminya) melihatnya.” (HR. Bukhari, at Tirmizy, Abu Daud Dan Ahmad – Dan lafaznya oleh Imam Bukhary (4840) ).

• Termasuk kesalahan adalah seperti yang dilakukan oleh sebagian istri tatkala suami mereka baru pulang dari kerja, belum juga sempat duduk segera disebut padanya: kebutuhan rumah tangga, kebutuhan anak-anak dan lain sebagainya.
Bahwa seorang suami bukan tidak boleh mendengar keluhan-keluhan tersebut, tapi perlu si istri mencari waktu yang tepat.
• Termasuk kesalahan tatkala seorang istri memakai pakaian bagusnya, perhiasan-perhiasannya tatkala keluar dari rumah, padahal dengan suaminya tidak pernah bersolek dan berhias.

Istri yang baik mesti menginggalkan kesalahan-kesalahan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar