Menu

Minggu, 02 September 2012

Al Badaa’ Dalam Keimanan Rafidhah

"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar". (QS. An Nisa': 171)
Demikianlah Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah melarang Ahlu Kitab untuk tidak berkata tentang Allah apa yang mereka tidak memiliki pengetahuan di dalamnya, tentu orang beriman juga harus mengindahkan larangan ini secara khusus tidak memberi nama dan sifat kecuali nama dan sifat yang telah Allah dan Rasul-Nya sebutkan kepada kita
Diantara kesesatan syi'ah yang sangat memilukan adalah keimanan mereka terhadap Sifat Badaa' bagi Allah

Apa itu Al Badaa'?
Al Badaa’ yaitu bermakna tampak (muncul) setelah sembunyi, atau bermakna timbulnya pandangan baru.
Al Badaa’ sesuai dengan kedua makna itu, haruslah didahului oleh ketidaktahuan, serta baru diketahui. Keduanya ini merupakan suatu hal yang mustahil atas diri Allah, akan tetapi orang Rafidhah (syiah) menisbatkan kepada Allah sifat Al Badaa'.
Telah diriwayatkan dari Ar Rayaan bin Al Sholt, ia berkata : "Saya telah mendengar Al Ridha berkata : "Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali mengharamkan khamar, dan mengakui bahwa Allah itu memiliki sifat Al Badaa'"[1]
 Dan dari Abi Abdillah ia berkata : "Tidak pernah Allah diibadati dengan sesuatu apapun seperti (mengibadatinya dengan) Al Badaa'[2]
Maha Tinggi Allah dari hal itu dengan ketinggian yang besar.

Lihatlah wahai saudaraku muslim, bagaimana mungkin mereka menisbatkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala sifat jahal (ketidaktahuan), sedangkan Dia mengatakan tentang diri-Nya :
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
"Katakanlah!, Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang tahu ghaib kecuali Allah." (an naml: 65)
Dan di sisi lain Rafidhah (syi'ah) meyakini bahwa sesungguhnya para imam mengetahui seluruh ilmu, dan tidak akan tersembunyi baginya sesuatu apapun.
Apakah ini akidah/keyakinan Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad -Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam- ???.

[1] Ushulul Kafi, hal :40
[2] Ushulul Kafi, oleh Al Kulaini di kitab tauhid : 1/133

Tidak ada komentar:

Posting Komentar