Di zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentu belum bermunculan sekte-sekte yang menyimpang dalam tubuh Islam
munculnya sekte-sekte Islam ini akan terjadi setelah kepergian Nabi Muhammad Shallallahu "Alaihi Wasallam, dan hal inipun beliau telah isyaratkan dalam haditsnya sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat berikut:Abu Najih, Al ‘Irbad bin Sariyah ra. ia berkata : “Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran”. kami bertanya ,"Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat" Rasulullah bersabda, "Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Alloh yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta'at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid'ah itu sesat." (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih)
munculnya sekte-sekte Islam ini akan terjadi setelah kepergian Nabi Muhammad Shallallahu "Alaihi Wasallam, dan hal inipun beliau telah isyaratkan dalam haditsnya sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat berikut:Abu Najih, Al ‘Irbad bin Sariyah ra. ia berkata : “Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran”. kami bertanya ,"Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat" Rasulullah bersabda, "Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Alloh yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta'at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid'ah itu sesat." (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih)
Adapun Syi'ah Rafidhah maka Firqah ini tumbuh tatkala muncul seorang
Yahudi mendakwakan dirinya sudah masuk Islam, namanya Abdullah bin Saba'.
Mendakwakan kecintaan terhadap ahli bait, dan terlalu memuja-muji Ali, dan
mendakwakan, bahwa Ali punya wasiat untuk mendapatkan khalifah, kemudian ia
mengangkat Ali sampai ke tingkat Ketuhanan, hal ini diakui oleh buku-buku syi'ah
sendiri.
Al Qummi berkata dalam bukunya "Al
Maqaalaat wal Firaq"[1] : “Ia mengakui keberadaannya, dan
menganggapnya orang pertama yang berbicara tentang wajibnya keimaman Ali, dan
raj’iyah Ali[2], dan menampakkan celaan terhadap Abu Bakar,
Umar dan Utsman serta seluruh sahabat, seperti yang dikatakan oleh An Nubakhti
di bukunya "Firaqus Syi'ah"[3]. Sebagaimana Al Kissyi mengatakan demikian
juga di bukunya yang dikenal dengan "Rijaalul Kissyi"[4]. Pengakuan adalah tuan argumen (argumen yang
akurat), dan mereka-mereka ini semuanya adalah syaikh-syaikh besar
Rafidhah.”
Al Baghdadi berkata : “Kelompok Sabaiyah
adalah pengikut Abdullah bin Saba' yang telah berlebih-lebihan (dalam memuji)
Ali, dan mendakwakan, bahwasanya Ali adalah nabi, kemudian bersikap
berlebih-lebihan lagi, sehingga ia mendakwakan bahwasanya Ali adalah
Allah.”
Al Baghdadi berkata juga : “Adalah ia
(Abdullah bin Saba') anak orang berkulit hitam, asal usulnya adalah orang Yahudi
dari penduduk Hirah (Yaman), lalu mengumumkan keislamannya, dan menginginkan
agar ia mempunyai kerinduan dan kedudukan di sisi penduduk negeri Kufah, dan ia
juga menyebutkan kepada mereka, bahwasanya ia membaca di Taurat, bahwa
sesungguhnya bagi tiap-tiap nabi punya orang yang diwasiatkan, dan sesungguhnya
Ali adalah orang yang diwasiatkan Muhammad Sholallahu ‘alaihi
wassalam.”
Dan As Syahrastaani menyebutkan dari ibnu
Saba', bahwasanya ia adalah orang yang pertama kali menyebarkan perkataan
keimaman Ali secara nas / telah ditetapkan, dan ia menyebutkan juga dari
kelompok Sabaiyah, bahwa kelompok ini adalah firqah (golongan) yang pertama
sekali mengatakan masalah ghaibah[5] dan akidah raj’iyah, kemudian syiah
mewarisinya setelah itu, meskipun mereka itu berbeda, dan pecahan golongan
mereka banyak. Perkataan tentang keimaman dan kekhilafan Ali merupakan nas dan
wasiat, itu merupakan dari kesalahan-kesalahan Ibnu Saba'. Yang akhirnya syi'ah
sendiri berpecah menjadi golongan-golongan dan perkataan-perkataan yang banyak
sampai puluhan golongan dan perkataan.
Begitulah syiah membuat bid'ah dalam
perkataan tentang keyakinan wasiat, raj’iyah, ghaibah, bahkan
perkataan menjadikan imam-imam sebagai tuhan[6], karena mengikuti Ibnu Saba' orang yahudi
itu.
Wallahu A'lam
Wallahu A'lam
[1] Lihat "Al Maqaalaat wal
Firaq" oleh Al Qummi, hal : 10-21
[2] Keyakinan bahwa
Ali akan kembali ke dunia sebelum hari kiyamat
[3] Lihat "Firaqus
Syi'ah" oleh An Nubakhti, hal : 19-20
[4] Lihat : apa yang
dicantumkan oleh Al Kissyi dalam beberapa riwayat dari Ibnu Saba' dan
akidah-akidahnya, lihat no : 170, 171, 172, 173, 174, dari hal :
106-108
[5] Keyakinan
menghilangnya imam Askari yang mereka tunggu-tunggu
[6] Ushul 'Itiqad
Ahli Sunnah Wal Jama'ah, Al Lalikaai, 1/22-23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar