Diantara tanda-tanda kebesaran Allah
ialah dipergantikannya siang dan malam oleh-Nya, namun tanda-tanda kebesaran
Allah tersebut hanya dapat dirasakan oleh seorang visioner
إِنَّ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي
الألْبَابِ ﴿١٩٠﴾
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal. (QS. 3. Aali ‘Imraan: 190)
Ciri-ciri orang yang visioner (berakal)
itu disebutkan pada ayat berikutnya
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ
اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
﴿١٩١﴾
(orang-orang yang berakal itu ialah) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 3.
Aali ‘Imraan: 191)
Diantara
hikmah dipergantikannya siang dan malam ialah agar orang yang berakal dapat
merasakan kebesaran Allah, dari rasa kebesaran yang didapatkannya ia kemudian
berdzikir kepada Allah, hal ini menunjukkan betapa besar kedudukan dzikir dalam
agama Islam
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
.....﴿٤٥﴾
Dan dirikanlah shalat karena
sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
dzikir (mengingat Allah dalam shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).
Allah
Subhana Wa Ta’ala dan Rasululullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah
mengajarkan bagaimana menyikapi pergantian waktu dengan melakukan dzikir dan
shalat yang berlangsung siang dan malam, sebagaimana pada ayat berikut:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ
اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
﴿١٩١﴾
(yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka
.
puncak dari dzikir
ialah shalat
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي ﴿١٤﴾
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah,
tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat
untuk mengingat Aku.
(QS. Thaahaa: 20/ 14)
Oleh karena itu, setiap pergantian
waktu disyariatkan untuk melakukan shalat. Ketika terbit fajar shadiq, Allah
dan rasul-Nya mewajibkan shalat subuh,
Ketika matahari telah terbit, dianjurkan shalat isyraq bagi
yang mengerjakan shalat subuh berjamaah dan duduk berdzikir sampai terbitnya
matahari. Ketika matahari mulai memanasi hewan-hewan ternak di tanah lapang,
dianjurkan melakukan shalat dhuha. Ketika matahari telah tergelincir dari timur
ke barat, diwajibkan shalat duhur. Ketika bayangan seseorang telah sejajar
dengan cahaya matahari, diwajibkan shalat ashar. Ketika matahari telah
tenggelam, diwajibkan shalat magrib. Ketika cahaya merah dari matahari telah
menghilang, diwajibkan shalat isya.Demikian seterusnya.
Apabila terjadi pergantian waktu dan seorang
muslim merasakan kebesaran Allah, ia memetik hikmah dan pelajaran akan
kekuasaan Allah pada saat itu dengan melakukan shalat untuk berdzikir
kepada Allah maka sungguh ia telah bersyukur kepada Allah dengan
sebenar-benarnya syukur
Allah Subhana Wa Ta’ala berfirman :
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ
اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُوراً
﴿٦٢﴾
“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih
berganti bagi orang yang ingin memgambil pelajaran atau orang yang ingin
bersyukur”. (QS 25. Al-Furqaan : 62)
Bukti syukur itu ialah dengan
beribadah kepada Allah, karena puncak kesyukuran seseorang ialah beribadah
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ
شُكْراً وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ ﴿١٣﴾
Beramal ibadahlah hai keluarga
Daud untuk bersyukur (kepada Allah) dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang
berterima kasih. (QS. 34. Saba’ : 13)
Sebaliknya, sungguh celaka orang
yang merasakan pergantian waktu lalu ia kemudian bergembira tetapi
menyebabkannya lupa kepada Allah, karena esensi pergantian waktu tersebut ialah
untuk mengingat Allah
لَا تَفْرَحْ إِنَّ
اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ ﴿٧٦﴾
"Janganlah kamu terlalu bergembira (bangga);
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". (QS 28. Al-Qashash: 76)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن
يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿٩﴾
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.
Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS 63.
Al-Munaafiquun : 9)
Semoga bermanfaat
والله تعالى
أعلى وأعلم بالصواب
Tidak ada komentar:
Posting Komentar