Menu

Selasa, 19 Februari 2013

Nikmat itu bernama IMAN


Satu hal yang harus senantiasa kita sadari adalah bahwa Allah Azza Wa Jalla telah mengaruniakan kepada kita nikmat yang sangat besar, nikmat yang dengannya seorang hamba yang bernama manusia dapat selamat dan bahagia dunia wal akhirah, dan tanpanya seorang hamba akan mendapatkan kesengsaraan dan kerugian hidup di dunia dan akhirat

Nikmat itu adalah “IMAN”

Ya IMAN

Nikmat yang kata Allah:

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ

“Dan tidak ada seorang pun yang akan beriman kecuali dengan izin Allah”. (QS. Yunus: 100)

وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الإيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

“Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Al Hujurat:7-8)


Nikmat yang juga kata Abdullah ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu:

و إن الله يعطي الدنيا من يحب و من لا يحب ، و لا يعطي الإيمان إلا من أحب
“Sesungguhnya Allah memberi dunia kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, namun tidak memberi iman kecuali kepada siapa yang dicintai-Nya” (Al Hadits)


Saudaraku yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala……

Oleh karena itulah Nabi sang utusan Allah  yang juga digelari sebagai “Kholilullah” (Kekasih Allah) ketika kali pertama diperintah untuk menyampaikan dan mengajarkan agama yang diwahyukannya ini, beliau fokus dan konsentrasi untuk memperkenalkan masalah iman yang juga biasa disebut ilmu Tauhid dan Aqidah Islamiyah

Dan Tidak tangung-tanggung beliau memanfaatkan waktu selama kurang lebih 10-12 tahun di periode Makkah hanya untuk mengajarkan masalah ini, masalah tauhid dan aqidah islamiyah.

Yang dari pelajaran itulah lahir generasi yang hidup di atas kalimat Laa Ilaaha Illallaah dan rela mati di atas kalimat Laa Ilaaha Illallaah.

Suatu ummat yang dulunya dijuluki sebagai kaum Jahiliyah lalu berubah menjadi generasi terbaik

Coba kita cermati Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. Al Jum’ah: 2)

Dalam ayat ini yang pertama kali dilakukan Nabi adalah membacakan ayat-ayat Allah, yang maknanya adalah seperti zhohirnya yaitu mebacakan ayat-ayat Al Qur’an dan juga sekaligus bermakna memperlihatkan dan mengajarkan akan ayat atau tanda-tanda kebesaran Allah atau istilah kita hari ini adalah ilmu Tauhid dan aqidah Islamiyah

Hingga pada akhirnya Allah mengakui generasi didikan Rasulullah ini dengan firman-Nya:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
“Kalian adalah Ummat yang terbaik” (QS. Ali Imraan: 110)

Demikian pula Rasulullallah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan sabdanya:

خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم

“Sebaik-baik generasi adalah generasiku ini, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya”


Maka sebagai ummat belakangan yang telah faham akan urgensi dan krusialnya masalah ini dan ingin meraih sebagaimana yang telah diraih oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, patut bagi kita sekalian untuk memulai pelajaran agamanya dengan masalah  tauhid dan aqidah islamiyah sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di awal munculnya Islam

Imam Malik Rahimahullah telah berpesan:


لن يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح  بها أولها

“Tidak akan baik ummat belakangan ini kecuali dia diperbaiki sebagaimana ummat pertama ini diperbaiki”

Dengan apa itu?

ya tentu semua kita telah faham, apalagi kalau bukan Tauhid dan Aqidah Islamiyah

pelajarilah ia dengan sebaik-baiknya, karena ia memiliki sifat-sifat, tingkatan-tingkatan, penguat-penguat, serta tatkala pentingnya adalah penghancur-harcurnya.

Semoga Allah menjaga kita di atas keimanan ini hingga hembusan nafas terakhir

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushshilaat:30)

Al Hasan Al Bashri bila membaca ayat tersebut beliau berdo’a:

اللهم أنت ربنا فارزقنا الإسقامة

“Ya Allah Engkaulah Tuhan kami maka karuniakanlah kami keistiqamahan”

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar